Senin, 28 Maret 2011

Maen ke Kota Tetangga, Solo..



Sebenarnya udah lama banget pengen berkunjung ke Solo, soalnya selama ini cuman lewat aja kalo mau ke Jawa Timur. Nah untungnya hari sabtu ini ada temen yang ngajak, ayo cabut... Aku berangkat sekitar pukul delapan pagi dari rumahku di Jogja, sekitar setengah jam sampai di rumah temenku di Klaten, lalu kita berempat berangkat ke Solo, tentunya lewat Jalan Solo.

Tujuan utama kami yaitu Kraton Mangkunegaran. Tapi kami berempat kurang hafal jalanan di kota ini, jadi begitu masuk kota, kita muter-muter dulu karna kebingungan. Bahkan sempat tanya berkali-kali. Awalnya kita menuju ke arah Kraton Kasunan melewati Alun-alun Kidul, jalan-jalan sempit, lalu sampai depan kraton. Tapi gak mampir, cuman berhenti bentar tanya tukang becak, trus masuk ke jalan di depannya, karna jalan searah jadi belok ke kiri. Sempat macet karna ada operasi polisi. Untung aja sekarang udah punya SIM, jadi inget dulu awal-awal kuliah keluyuran gak punya SIM jadi takut banget liat polisi.

Nah setelah keluar dari jalan ramai ini, terlihat Alun-alun utara di kanan jalan, wah mirip ya sama yang di Jogja, kratonnya diapit dua alun-alun. Tapi kita mulai ragu lagi, jadi tanya tukang becak lagi. Katanya kita udah kelewat, harusnya tadi belok ke kiri.. Weleh2... berarti kita harus berputar-putar alun-alun ini, lewat operasi polisi lagi. Setelah berputar dan keluar dari alun-alun utara, kita melewati Pasar Klewer yang terkenal itu, lalu lewat pertokoan dan beberapa kali menyeberang perempatan. Sampai menemukan Jalan Slamet Riyadi yang searah, seharusnya kita langsung lurus dan sampai di Kraton Mangkunegaran yang kita cari-cari. Tapi karna kita bingung, jadinya malah muter-muter lagi.

Sesampainya di depan gapura, kita sempat ragu, kok tempatnya kayak gak terawat gini ya?? Yang terlihat hanya halaman luas yang ditumbuhi rumput dan gerbang di kejauhan. Ya sudah kita coba masuk. Setelah bertanya-tanya ternyata benar inilah Kraton Mangkunegaran.

Setiap orang membayar 5000 rupiah, lalu ditemani seorang guide untuk berkeliling. Mengapa harus memakai guide? Sebenarnya bisa saja kalau tidak mau menyewa, tapi kita tidak diperbolehkan masuk ke ruangan-ruangan yang ada. Karena Kraton ini masih merupakan tempat tinggal pangeran.

Masuk ke pendopo paling depan, kita harus melepaskan alas kaki. Kebetulan setiap hari sabtu dipentaskan gamelan, jadi suasana jawanya kerasa banget. Di bagian atap pendopo ini terdapat lampu-lampu gantung yang berukiran unik. Begitu juga dengan atap bagian atas, gambar uniknya ternyata merupakan kain batik tulis yang ditempelkan. Terdapat juga delapan warna di tengahnya yang mengandung berbagai makna.

Masuk ke pendopo beerikutnya, di tembok sebelah kanan dan kiri terdapat foto dan lukisan besar pangeran beserta permaisuri selama tiga generasi terakhir. Lalu kita diajak masuk ke dalam sebuah ruangan yang digunakan sebagai tempat penyimpanan pernak-pernik milik keraton. Banyak sekali benda yang unik di ruangan ini. Beberapa diantaranya bahkan mempunyai cerita yang menarik, tanyakan saja kepada guide yang dengan ramah menceritakannya.

Keluar klewat sebelah kanan ruangan, kita dipersilahkan istirahat sebentar. Disini dahulunya merupakan ruangan terbuka di depan kamar, sepertinya digunakan untuk bersantai dan ruang makan.

Ada beberapa foto yang dipajang juga. Kita tertarik akan foto seorang pewaris tahta yang ganteng, namanya Mas Paundra. Bahkan kata guidenya, Mas Paundra masih mencari pendamping hidup lho.. wah kita berempat cewek-cewek lumayan tergiur juga ni.

Setelah asik bercanda, kita diajak ke area lainnya. Namun karena masih merupakan tempat tinggal bangsawan, tidak semua ruangan dapat kita masuki. Terdapat papan bertuliskan "Private Area" pada setiap batas kunjungan.

Taman-taman disini terawat dengan baik, sehingga pengunjung pasti senang setiap datang kemari. Kemudian kita diajak masuk ke sebuah ruangan yang letaknya di pojok. Desain ruangan ini sangat unik. Katanya ruangan ini masih sering dipakai untuk menerima tamu-tamu penting.

Di sebelahnya terdapat pula ruang makan yang tentunya digunakan untuk menjamu tamu-tamu tadi. Di ruangan ini juga banyak benda uniknya.

Setelah itu waktunya keluar, kembali ke halaman depan. Tapi sebelum keluar, aku tertarik foto di cermin besar ini.

Ya memang di kraton ini banyak cermin-cermin yang besar, bahkan menurutku agak seram kalau dipakai dirumahku,hehehe... Sambil berjalan menuju ke halaman depan, kita sempat berdebat mengenai wanginya bunga yang ada disini. Karna menurut penciuman kami, wanginya seperti buah yang berbeda, benar-benar unik memang.

Sebelum mengakhirinya, kita sempat masuk ke dalam ruang penyimpanan kereta yang letaknya di sebelah kiri pintu gerbang.

Namun ruangan ini cukup sempit dan penerangannya kurang. Jadi tidak berlama-lama disini. Padahal sebenarnya kereta-kereta ini bagus-bagus lho.. Setelah berpamitan, Arum memberikan 20.000 rupiah kepada mas-mas guide yang sudah bersedia mengantarkan kita berkeliling keraton ini.

Akhir dari perjalanan di kota Solo, kita mencari makan di Mall Solo Square, karena bingung, ya udah makan KFC aja. Berempat habis 90.000 sudah dapat nasi, ayam, minum, spageti plus CD Agnes Monica.

4 komentar:

  1. hampir setiap bulan sekali lewat solo, tapi nggak pernah meluangkan waktu buat jalan-jalan disana. :p

    BalasHapus
  2. yo kapan2 di luangin waktunya... jangan naik pesawat, ya jelas gak isa mampir :p

    BalasHapus
  3. nice blog mbak.. contentnya menarik.. jalan2 keliling jawa :)

    sayang saya tinggal di pulau kecil jadi mau kemana-mana lebuh susah :(

    BalasHapus
  4. makasih...
    saya suka banget jalan2, sayang kurang minat nulisnya, jadi baru sedikit yang dimasukkan.

    Lah tinggalnya di pulau mana?

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...