Letaknya di sebelah timur Taman Pintar dan Benteng Vredeburg. Ada tiga jalur untuk menuju tempat ini, yang pertama pastinya lewat jalan Senopati dari arah perempatan nol km/ kantor pos besar ke timur, setelah Taman Pintar, sebelum perempatan Gondomanan masuk ke kiri, yaitu Jalan Sriwedari. Di kiri terdapat kumpulan toko buku arah yang biasa di sebut “shoping” oleh warga Jogja. Semakin masuk akan terdapat sebuah Gedung berwarna putih, itulah gedung Taman Budaya.
Jalur lain ialah melalui Jalan Mayor Suryotomo (terusan Jalan Mataram), dari arah utara sebelum sampai perempatan Gondomanan, masuk ke gang di kanan/barat jalan. (Terdapat petunjuk Taman Budaya kok) Gang ini cukup besar, jika dilanjutkan akan sampai ke selatan pasar Bringharjo. Maju sedikit lalu ada jalan ke kiri, jadi Gedung Taman Budaya ada di seberang jalan.
Jalur ketiga ialah melewati Jalan Malioboro, terus sampai jalan Ahmad Yani, persis setelah pasar Bringharjo belok ke kanan. Tentunya akan bertemu dengan jalan yang sama,lalu belok kanan, sampailah Taman Budaya. Aku bersama teman-teman melalui jalur yang ketiga ini, tapi saya sarankan lebih baik melalui jalan Mayor Suryotomo saja, karena pada malam hari jalan Malioboro akan sangat padat.
Sesampainya di Taman Budaya, kita hanya memiliki kesempatan 30 menit saja, karena pameran yang gratis ini akan ditutup pada pukul 9 malam. Benar saja,baru asik-asiknya melihat dan berfoto, kita sudah dipersilahkan pulang. Padahal pameran seni ini unik-unik, sangat menarik perhatian, bahkan beberapa tidak kami mengerti artinya. Tahun lalu aku juga pernah melihat pameran seni semacam ini yang diadakan oleh ISI(Institut Seni Indonesia) di JEC(Jogja Expo Center). Salut deh buat seniman-seniman Jogja.